Hallo Indonesian metal head… jumpa lagi setelah sekian purnama indonesianmetal.com tidak menampilkan sesi wawancara a.k.a interview dengan tokoh, band, label, or siapapun yang berpengaruh di kancah musick metal tanah air, kini eksklusif indonesianmetal.com menampilkan wawancara santuy atau bisa di bilang cit chat atau obrolan warung kopi dengan salah satu pentolan di dunia per-metalan Indonesia khusus nya death metal, genre penguasa metal Indonesia. Band nya sudah mendunia, pernah tampil di Obscene Extreme, Bloodstock Open Air, dan yang paling ngeri Wacken Open Air. Label nya telah banyak melahirkan band-band death metal berbahaya di tanah air. Dia seorang gitaris, owner label, ayah, suami, pengusaha, custom diecaster handal, Yes the one and only Ferli (Ferly) Jasad /Rottrevore Records, menyempatkan waktu di sela sela jadwal padatnya, untuk cit chat dengan indonesianmetal.com. Walau hanya via whatsapp, namun obrolan kali ini lumayan padat merayap membludak, So indonesianmetal.com readers enjoy your coffee, while read this …. cheers…\m/
Buat karya musik itu seperti kita membuat sebuah gambar…ada sketsa, ada garis tegas ada warna diatasnya. — Ferly Jasad/Rottrevore Rec
IM: Keur sibuk naon kang Ferly? Kumaha jaman corona sepi gigs, pengaruh ka aktivitas Jasad, Kaluman teu?
Ferly Jasad/Rottrevore Rec: Meluangkan waktu distribusi rilisan Rottrevore Recs terbaru si Insidious dan promosi ke berbagai media sosmed, itu beres lanjut ke pengerjaan cat ulang mainan diecast skala 1:64, beres itu berperan dulu jadi seorang ayah dan suami, beres itu malam balik lagi ke urusan label. Sepi gigs ? Bukan sepi lagi tapi hilang hahhahaha…tapi kalo aktivitas berkarya untuk kedua band ini masih lanjut cuma porsi waktunya jadi berkurang.
[interview_q]IM:Wah iya ilang ya.. tapi latihan jalan terus ya?…..Sebagai owner label brutal ternama Rottrevore Rec.. bisa cerita caranya bisa jaga eksistensi dari awal hingga saat ini masih bisa bertahan? Sementara banyak label-label lain bertumbangan…[/interview_q]
[interview_a]Ferly Jasad/Rottrevore Rec: Menjaga eksistensi susah om, lebih susah dibanding kebelet. Masalahnya satu sih..dari katanya jutaan metalhead di Indonesia siapa yang benar-benar aware dengan kemajuan scene ? Siapa yang benar-benar true support beli rilisan fisik atau setidaknya streaming di aplikasi digital resmi band atau labelnya ? Kebanyakan mereka mindset nya masih cinta dengan band yang fan basenya sudah besar, sementara rasa untuk menggali lebih dalam ke scene Indonesia masih kurang, padahal saya yakin secara musik kualitas banyak sekali band-band baru yang tidak kalah bagus dengan band-band yang sudah mapan.[/interview_a]
[interview_q]IM: Nah itu dia susah nya… tapi anyway ada kemungkinan kah Rottrevore merilis band diluar genre death metal? Power metal misalnya?[/interview_q]
[interview_a]Ferly Jasad/Rottrevore Rec: Untuk saat ini belum kepikiran tapi kalo liat history ke belakang kayaknya ga mungkin, kecuali saya bikin sub label lagi[/interview_a]
[interview_q]IM: Terus kategori band seperti apa yg bisa masuk keluarga Rottrevore Rec?[/interview_q]
[interview_a]Ferly Jasad/Rottrevore Rec: Band yang bikin saya move dari segi konsep musik, yang punya karakter sendiri bukan copycat, dengan sdm (Sumber daya manusia -red) personil minimal ngerti dengan alat-alat musik yg dipegangnya, mau explorasi, good attitude, aktif sosmed dan mau diajak susah 😊[/interview_a]
[interview_q]IM: Secara komersial apakah bisnis Rottrevore menguntungkan? Or ada aspek lain hingga sampai sekarang masih berjaya?[/interview_q]
[interview_a]Ferly Jasad/Rottrevore Rec: Kalau mindsetnya tentang profit saya pilih ga usah jalani label metal, mungkin iya sebuah label bisa ada profit kalo artis yg dirilis itu musik mainstream yang bisa diterima semua kalangan masyarakat, ada sih profit tapi kalau dibandingkan dengan waktu, jerih payah dan pengeluaran lainnya ya ga seimbang. Kalo saya pribadi jalani label karena PASSION ingin melahirkan talent-talent buas di dunia nya.[/interview_a]
[interview_q]IM: Wah keren passionnya… lanjut next question …. Sekarang selain rilis fisik Rottrevore juga merilis lewat jalur musik digital, menurut akang tentang distribusi rilis lewat jalur digital, apa lancar dalam pembagian hasilnya? Misal dengan spotify gitu?[/interview_q]
[interview_a]Ferly Jasad/Rottrevore Rec: Ya untuk musik seperti ini sih kayaknya sama aja dengan jualan rilisan fisik, saya sign dengan vendor platform digital untuk lebih leluasa dalam mempromosikan si bandnya dibanding labelnya, tujuannya kesitu, biar semua media seperti majalah, radio overseas lebih mudah mengakses, selebihnya kalo ada tetap yang mau beli cdnya ya monggo aja asal mau keluarin kocek yang lebih, apalagi kondisi pandemi seperti sekarang juga membuat rates ongkir ke luar negeri jadi lebih mahal. Jadi asli, label rilisan fisik seperti kita pure passion support band, dan semoga band juga bisa mengerti kondisi labelnya. Kalo tujuan ngeband ingin instant dpt cuan…jangan maen metal, maen musik-musik pop rock atau genre lain yang lebih mudah dicerna semua kalangan, dijamin lu cepet naek pamor dapet duit dan lu cepet turun, broke again 😁[/interview_a]
[interview_q]IM: Rilisan terbaru Rottrevoren Rec, Insidious, rilis dibulan yang berbarengan dengan band-band ngeri lainya seperti Hellcrust dan Death Vomit, ada strategy khusus gimana bersaing dengan mereka?[/interview_q]
[interview_a]Ferly Jasad/Rottrevore Rec: Wahahhah saya ga tau kalo mereka rilis dibulan yang sama, cuma emang kalo mereka sudah jelas fan basenya besar, kalo saya suka rilis yg talent-talent baru dan share apa yang saya tahu ke mereka, transfer knowledge saya ke mereka biar ada generasi penerus nanti ke depannya..yang menjadi PR dan tugas saya di label ya salah satunya ini, merubah mindset kalo band-band baru sekarang di scene Indonesia tidak kalah bagusnya dengan band-band yang sudah berpengalaman lama, dan saya yakin rekan-rekan saya yang terlibat di band-band yang sudah maju akan setuju dengan pendapat saya . Jadi nothing to worry lah…[/interview_a]
[interview_q]IM: Siap masing-masing ada rezekinya ya kang….. .. Bisa cerita ke fans-fans indonesianmetal.com tentang Rottrevore USA? Apakah itu cabang dari Rottrevore Indonesia?[/interview_q]
[interview_a]Ferly Jasad/Rottrevore Rec: Rottrevore Recs USA itu dijalanin sama Carl Jacobsen dari Force Fed Recs, dan Stigmatuary adalah rilisan pertama yg diambil sebagai uji coba untuk market Indonesia band di US, tapi kenyataannya respon dan demandnya kurang, berbeda terbalik dgn kondisi kalo label kita rilis band US pada saat itu 😁, yg akhirnya saya stop aja karena ya buat apa diteruskan kalo kenyataannya market yang lebih segmented dari band-band Indonesia untuk wilayah sana belum bisa mendapat respon bagus, tapi Force Fed masih jadi jagoan distro yang bawa rilisan kita kesana.[/interview_a]
[interview_q]IM: Sekelas stigmatuary kurang dapet response? Wew keras emang death metal.. for information Stigmatuary band yang di drumming oleh Oky Fadlan, drummer Jasad saat ini. Next question related Jasad, jarak rilis periode album Jasad dari yang Rebirth of Jatisunda ke Album 5 lumayan jauh tuh? Apakah sengaja atau ada alesan khusus? Dan kenapa nanggung cuma 5 lagu?[/interview_q]
[interview_a]Ferly Jasad/Rottrevore Rec: Mungkin karena dari Rebirth ke 5 kan ada masa penyesuaian dengan para darah baru Oky ama Redu, karena saya orangnya super ribet jadi visi mereka bermain band dengan saya musti cocok dulu, dan itu perlu waktu tidak sebentar, selain itu kesibukan Man sebagai budayawan dan org yang berjiwa sosial sangat besar sangat super sibuk. 5 itu masing-masing lagu dibuat secara serius terutama ke struktur komposisi lagunya, Bagaimana cara membawa elemen-elemen yang ada di album sebelumnya ada di EP 5. Kenapa 5 ? Karena itu adalah rilisan CD ke-5 kita, line up personil ber-5, dan 5 adalah angka yang dekat dengan Tuhan 😊[/interview_a]
[interview_q]IM: Asik rukun Islam nyak… Menurut pendapat kang Ferly EP Jasad 5 adakah kekurangannya? Kalau kelebihannya pasti banyak..[/interview_q]
[interview_a]Ferly Jasad/Rottrevore Rec: Saya orangnya ga gampang puas dengan sesuatu hal yang sudah dikerjakan, di 5 masih banyak sih kekurangannya dan akan kita cover di album selanjutnya.[/interview_a]
[interview_q]IM: Ga boleh di share ya 1 aja kurang nya? 😁😁[/interview_q]
[interview_a]Ferly Jasad/Rottrevore Rec: Lebih ke tehnis perekaman audionya sih, mentahan awal…
[interview_q]IM: Jasad kan udah dedengkot banget tuh di Indonesian Death Metal Scene, dari jaman 90an sampe sekarang, sementara band-band yg seangkatan beberapa sudah bubar, boleh cerita gimana resep rahasia nya bisa terus exist?[/interview_q]
[interview_a]Ferly Jasad/Rottrevore Rec: Antar personil musti saling terbuka, jadi ada tercipta ikatan seperti saudara, selain itu ya band itu anggap aja sebuah pabrik perusahaan, produknya berupa karya, jd band itu harus punya agenda kerja buat bikin produk karya.[/interview_a]
[interview_q]IM: Banyak yang bilang nge-band metal tidak bisa buat hidup? Kang Ferly setuju kah? Kalau saya lihat justru Jasad bisa menghidupi personil nya?[/interview_q]
[interview_a]Ferly Jasad/Rottrevore: Tergantung sih, kalo buat Jasad emang ada penghasilan tapi itu sifatnya musiman, bukan penghasilan tetap yang bisa tutup kebutuhan per bulan. Tapi dari metal bisa aja jadi profesi utama dan jadi jutawan, liat aja Megadeth, Metallica, Iron Maiden, mereka bisa hidup dari fan base mereka yang sangat massive ada di seluruh dunia.[/interview_a]
[interview_q]IM: Ketika Jasad main di gigs luar negeri seperti WOA, BOA, OEF, gimana rasanya main sama band-band bahaya dari luar negri? Ada rasa minder kah?[/interview_q]
[interview_a]Ferly Jasad/Rottrevore Rec: Minder sih ga ada, cuma rasa nervous yang luar biasa, tapi berhubung kita semua tumbuh di panggung, jadi begitu kaki menginjak di atas stage, nervous hilang dan rasa percaya diri muncul, ini semua di Jasad merasakan hal yg sama.[/interview_a]
[interview_q]IM: Gimana peran kang Ferly di Jasad? Apa didalam Jasad sendiri ada seorang leader yg selalu menjadi “otak” dari band?[/interview_q]
[interview_a]Ferly Jasad/Rottrevore Rec: Seharusnya sih emang ada seorang leader, tapi kebanyakan mereka semua jadi super ego untuk memaksakan kehendak, biasanya founder yang menjadi leader. Di Jasad sendiri lebih cingcay men..saya membuat konsep basic lagu dipresentasikan di studio dan saya membiarkan semuanya ikut kontribusi dengan memberi pendapat masukan, dan syaratnya kalo emang masukan itu lebih enak ya kita semua harus setuju[/interview_a]
[interview_q]IM: Sekarang kan Jasad drummernya gahar dan bertenaga tuh? Ada perubahan signifikan ga dari drummer-drummer sebelumnya?[/interview_q]
[interview_a]Ferly Jasad/Rottrevore Rec: Ada lah pasti, antara semua drummer Jasad sebelumnya ada kelebihan dan kekurangan, ada ciri khas yang membawa warna ke musik Jasad…[/interview_a]
[interview_q]IM: Dari 5 lagu di EP 5, menurut akang lagu yang mana yang paling sulit dimainkan?[/interview_q]
[interview_a]Ferly Jasad/Rottrevore Rec: Beliefs, karena semua elemen metal ada semua disitu, juga lebih dinamis dibanding lagu yang lain, check aja silahkan lagunya[/interview_a]
[interview_q]IM: Jasad kalo manggung selalu bawa euqiptment sendiri.. kalo boleh tahu itu hasil dari band or equipment pribadi masing-masing personil?[/interview_q]
[interview_a]Ferly Jasad/Rottrevore Rec: Itu dari hasil menabung band heheheh, kita kan selalu ada penjualan merchandise ataupun CD, hasil penjualan itu disimpan jadi dana tabungan si band untuk keperluan maintenance, menambah dana rekaman ketika band ada jadwal distudio, membeli gear baru kalo memang diperlukan, tapi ada juga yg kepunyaan pribadi.[/interview_a]
[interview_q]IM: Kang Ferly selain Kaluman punya projekan band lain? Ada niat kah main genre yang beda? Gothic gitu?[/interview_q]
[interview_a]Ferly Jasad/Rottrevore Rec: Proyek band lain ga ada. Gothic ? Hehehhehe ga tertarik sih..tapi kalo ingin punya band lagi, saya ingin seperti Fear Factory[/interview_a]
[interview_q]IM: Lebih suka mana Dying Fetus apa Cryptopsy? Lagu death metal terfavorit?[/interview_q][interview_a]Ferly Jasad/Rottrevore Rec: Jirrrr susaahhhhhhhh, Kalo favorit Catatonia [/interview_a]
[interview_q]IM: Kang koleksi fisik metalnya banyak banget kan ya, itu ada yang udah ga pernah didengerin kah? Gimana bagi waktunya, apakah ada special time buat dengerin koleksinya?[/interview_q]
[interview_a]Ferly Jasad/Rottrevore Rec: Saya kalo dengerin CD band harus bener-bener dalam keadaan super rileks karena kalo spinning CD otak itu langsung ada dalam mode analyze..ga cuma denger sekilas, jadi saya banyak mendapatkan ide-ide lain sebagai bahan karya. Jadi kalo misalnya ada yang kirim demo untuk submit ke label Rottrevore atau saya beli CD itu begitu datang ga langsung saya unboxing, perlu berhari-hari sampai menunggu waktu luang datang…waktu luang itu buat saya adalah hari yang sama sekali ga ada aktivitas, ga ada rencana pergi kemana bersama keluarga, total stay at home..baru saya spinning CD.[/interview_a]
[interview_q]IM: Menurut akang… sebuah band bisa dibilang legend jika gimana? Dan sukses jika gimana?[/interview_q]
[interview_a]Ferly Jasad/Rottrevore Rec: Ga ngerti sih istilah lugand legend..ya mungkin dilihat dari port polio CV si band sudah menghasilkan apa saja, sudah terlibat dalam apa saja, jam terbang yang tinggi, fan base yg kuat dan masih exist bertahan lama. Ukuran sukses buat band itu ( menurut saya ) ketika karyanya banyak disukai oleh orang..apalagi ketika orang awam diluar komunitas juga mengakui secara jujur kalo karya kita bagus[/interview_a]
[interview_q]IM: Secara pribadi apa pendapat kang Ferly tentang style musick yang lagi booming “slamming death metal” ?[/interview_q][interview_a]Ferly Jasad/Rottrevore Rec: Keren sih, mengambil part bagian dari brutal death menjadi satu gaya baru, cuma kadang-kadang kalo tidak pandai meramunya jadi terkesan boring, banyak yang sama antara lagu satu dengan yang lainnya, repeatitive monoton, saya lebih suka slamming yang bpmnya sedikit higher, blast beatsnya masih dominan, ada riffs guitarnya ga cuma main chug chug melulu.[/interview_a]
[interview_q]IM: Pernah denger band Mobilizer?[/interview_q][interview_a]Ferly Jasad/Rottrevore Rec: Pernah..tapi lupa persisnya seperti apa sekarang, nanti saya cari lagi deh 😁 [/interview_a]
[interview_q]IM: Okeh thanks berat udah ngeluangkan waktunya buat indonesianmetal.com Last question, bisa kasih saran dari seorang Ferly Jasad… apa hal yg paling penting dalam bermusick agar musick kita diterima terutama di scene metal Indonesia dan Dunia?[/interview_q]
[interview_a]Ferly Jasad/Rottrevore Rec: Biar diterima, attitude kita dulu yang musti dibenahin, musti low profile, semakin kita pandai membuat karya semakin kita menunduk melihat ke bawah. Buat karya musik itu seperti kita membuat sebuah gambar…ada sketsa, ada garis tegas ada warna diatasnya. [/interview_a]
[interview_q]IM: Sukses terus buat kang Ferly , Jasad, Rottrevore, Kaluman !![/interview_q][interview_a]Ferly Jasad/Rottrevore Rec: Sawangsulna, Semoga jadi obrolan yang menarik. [/interview_a]