GrausiG …. Band death metal “senior” asal Jakarta ini merupakan role, panutan, dan idola para brutal death mania se Indonesia. Album – album mereka merupakan master piece sehingga mereka sering di sebut-sebut Suffocation nya Indonesia. Band yang vakum cukup lama ini belum lama merilis album baru yang bertitle “Dibelakang Garis Musuh”, bagaimana cerita dibalik vakum dan come back nya GrausiG? Indonesianmetal.com memiliki kesempatan ngobrol dengan salah satu pentolan GrausiG, Bang Denny pemain drum sekaligus personil GrausiG yang dari awal berdirinya GrausiG sampai sekarang menyempatkan waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan indonesianmetal.com seputar GrausiG dan perkembangannya. Sudah tidak sabar? check this out bro….
IM: Halo Apakabar nih Bang Denny and GrausiG? Masih sibuk promo tour album Dibelakang garis Musuh ya, boleh perkenalkan diri dan cerita dikit tentang line up Grausig sekarang?
Denny GrausiG: Halooo juga, kita baik-baik aja, masih jalanin promo untuk album terakhir “Di Belakang Garis Musuh”, GrausiG dibentuk tahun 1989 oleh Yahya Waked (eks. Sucker Head periode awal) kata GrausiG diambil dari bahasa Jerman yang berarti menyeramkan, formasi GrausiG sekarang : Phuput (vocal), Ewin (bass), Denny (drums) dan 2 personil baru kita Mame Rusak (guitar) dan Ipay (guitar)
IM: Ada yang bilang musik GrausiG itu “Suffocation” banget, apa komentar Bang Denny tentang itu?
Denny GrausiG: Hahahahaha bebas aja mau bilang musik GrausiG seperti apapun………yang penting seperti “inilah” GrausiG, kita sangat tersanjung banget kalo dibilang mirip Suffocation, mereka band hebat plus masih bisa eksis sampai saat ini juga……..
IM: Album terahir Grausig, “Dibelakang Garis Musuh” boleh cerita tentang konsep album ini, dan apakah ada perbedaan dengan album-album Grausig Sebelumnya?
Denny GrausiG: Tema di album “Di Belakang Garis Musuh” ini sedikit mengalami perbedaan dengan tema album GrausiG sebelumnya, di album ini GrausiG menyuarakan tema yang lebih “nyata” tentang kemunafikan dalam kehidupan manusia dan alam sekitarnya, berbeda dengan album sebelumnya yang full of blasphemy hahahahaha..
IM: So far gimana response metalheads Indonesia tentang Album ini?
Denny GrausiG: Sejauh ini banyak respon positif yang kami terima sejak album “Di Belakang Garis Musuh” ini dirilis, banyak yang beranggapan sebelumnya kalo album GrausiG ga akan punya speed dan intensitas yang tinggi seiring dengan pertumbuhan para personilnya hahahaha….. (IM: umur boleh tua speed tetep kenceng ya Bang…)
IM: Apakah Album ini di distribusikan ke luar negeri?
Denny GrausiG: Dalam waktu dekat ini pihak Obsure Musick (US) akan mendistribusikan album ini di luar, kita bekerja sama dengan mereka untuk rilis ulang album “Di Belakang Garis Musuh” dan album berikutnya di tahun 2017. (IM:wow ngeri… mantab banget)
IM: Apakah Album ini di buat dalam bentuk digital music (Itunes or Spotify), seperti hal nya EP “Gods Replicated” itu available di Spotify?
Denny GrausiG: Untuk I-Tunes dan Spotify kita masih menjaga jarak waktu dengan perilisan “fisik” CD nya dulu, pihak label yang akan mengatur semua itu.
IM: Menurut Bang Denny apakah ada dampak positif tentang digital music buat para musisi metal tanah air?
Denny GrausiG: Banyak hal negatif dan positif soal “digital music” ya yang negatif nya musik kita jadi gampang dibajak / di download bebas di internet tanpa harus membeli format fisiknya seperti cd, kaset, vinyl, secara mutu suara hasil download kebanyakan berformat mp3, Berbeda dengan rilisan fisik yang lebih baik kualitas suaranya, dengan hanya download di internet ga ada keuntungan/royalti yang masuk ke pihak bandnya sebagai pengganti biaya rekaman, mixing, mastering, desain cover, art cover, promo dll, ada negative ada juga positive nya, dengan digital musik karya/album sebuah band akan jauh lebih menyebar/bisa didengar oleh segala lapisan, walaupun sekarang ada juga sistem penjualan digital berbayar macam i-tunes dll di Indonesia kesadaran untuk beli versi digital berbayar via internet masih sangat minim.
IM: Boleh di share ke para pembaca indonesianmetal.com khususnya yang baru-baru, Alasan kenapa begitu lama (kalau saya tidak salah 11 Tahun) Grausig vakum absen dari kancah permetalan tanah air?
Denny GrausiG: 11 tahun vakum, karena masing-masing personel (personel lama) mempunyai kesibukan sendiri-sendiri seperti kerja, berumah tangga dll, saat itu sisa tinggal gw sendiri yang ga mungkin juga gw jalanin GrausiG sendiri tanpa personil lainnya saat itu, pernah sekitar tahunh 2005 gw dan James (vocal) punya rencana buat jalanin GrausiG lagi tapi itu semua baru terwujud di tahun 2011 saat mantan Bassist kita (Bobby) wafat, baru setelah acara charity mengenang Bobby, GrausiG jalan kembali sampai sekarang.
IM: Dan Apa yang membuat/dasar Grausig come back lagi setelah “tidur” 11 tahun?
Denny GrausiG: Yang pertama “Passion” lebih tepatnya yang bikin GrausiG balik/jalan lagi, gw sebagai personil terlama yang masih ada sampai dengan sekarang bener-bener ngerasain gimana susahnya ngebangun image untuk GrausiG di era 90an dulu yang gw lakuin sendiri saat itu, intinya personil lain tinggal dateng latihan (karena saat itu latihan di rumah gw di Skip, Pisangan Baru Jak-Tim), tunggu jadwal manggung, tunggu jadwal interview+photo session di media-media yang langsung gw share ke personil lainnya saat itu juga, Yang kedua gw pikir GrausiG harus jalan lagi karena di otak gw banyak banget misi yang gw rasa belom gw jalanin sama GrausiG dulu, walaupun harus juga berjuang dari nol lagi gw anggap itu sebuah keharusan yang harus GrausiG jalanin, karena gw anggep yang dulu biar jadi “cerita lama” yang sekarang kalo GrausiG mao coba untuk eksis kembali harus dengan amunisi yang baru berupa materi baru berupa album baru juga.
IM: Sebagai band death metal senior tanah air, adakah kiat kiat khusus untuk manjaga konsistensi agar bisa terus besaing (dalam berkarya) dengan band-band death metal yang masih baru/muda ?
Denny GrausiG: Kita ga boleh tutup kuping dan tutup mata dengan perkembangan extreme music di Indonesia sekarang, banyak band-band muda yang bagus yang ada setelah era nya GrausiG dulu, yang lebih brutal, lebih ngebut, lebih njlimet/susah musiknya dibanding GrausiG banyak sekarang dan semuanya bagus-bagus, gw jalanin GrausiG dengan personil yang sekarang apa adanya, gw selalu tekankan soal komposisi dalam pembuatan materi lagu baru, ga asal ngebut, ga asal brutal, ga asal njlimet/susah, tapi komposisi lagu yang jadi bikin “ciri khas” warna dari si GrausiG nya sendiri yang tetep gw pertahanin, yang membuat beda dengan band lain yang ada sekarang.
IM: Apakah Bang Denny suka musik selain death metal, hardcore/punk misalnya?
Denny GrausiG: Hardcore/punk kita semua di GrausiG suka banget seperti Bad Religion, The Exploited, Social Distortion, Ramones dan banyak lagi, ada 1 lagu dari The Exploited “Beat The Bastard” yang kita aransemen ulang di single cd “God’s Replicated” (2014) lalu juga.
IM: Balik ke tour promo album “Dibelakang Garis Musuh” yang menurut beritanya sudah part 2, udah ada bocoran kah kota-kota mana saja yang akan disambangi?
Denny GrausiG: Untuk Tour part ke 2 sementara kita pending dulu karena ada pergantian di management GrausiG, untuk saat ini kita tetap penuhin undangan gigs regular dari para EO yang ada aja.
IM: Apakah ada kesulitan menyatukan ide ide antara Bang Denny and Bang Ewin dan personil lainya dalam membuat materi lagu,
secara Grausig ini kan ada yang senior ada yang masih muda :)?
Denny GrausiG: Sejauh ini tidak ada kesulitan yang berarti banget antara gw dan Ewin dengan personil lainnya dalam pembuatan materi lagu, malah komposisi lagu yang kita garap jadi lebih variatif karena adanya masukan juga dari personil “muda” lainnya selain gw dan Ewin tentunya.
IM: Boleh di ceritain juga berapa lama proses pembuatan video clip “God’s replicated”. Dan adakah kesimabungan antara cerita dilagu tersebut dengan video clip nya?
Denny GrausiG: Pembuatan video klip “God’s Replicated” memakan waktu satu hari full untuk shooting day nya, proses editing dan lain lain sekitar 3 (tiga) minggu setelahnya, video God’s Replicated lebih ke video tentang GrausiG memainkan live lagu tersebut dengan ekspresi kemarahan tentunya.
IM: Menurut anda apakah media webzine seperti indonesianmetal.com ini masih bisa bersaing dengan maraknya media sosial?
Denny GrausiG: Pasti bisa dan harus bisa, media sosial adalah penunjang media webzine (IM: Setuju… :))
IM: Apa pendapat Bang Denny tentang www.indonesianmetal.com?
Denny GrausiG: Indonesianmetal.com, walupun baru tapi contentnya sangat berbobot ga kalah dengan webzine yang udah lebih dulu hadir, yang gw liat lebih obyektif dalam review suatu band….(IM: terimakasih)
IM: Last words untuk para pembaca www.indonesianmetal.com ?
Denny GrausiG: keep it burn as hell!! Thanks!!
woow sungguh luar biasa semangat dari dedengkot death metal yang satu ini, patut diacungi jempol passion seorang Denny GrausiG dalam melanjutkan eksistensi nya di musik metal Indonesia dan dunia. Demikian sedikit bincang bincang indonesianmetal.com dengan Denny GrausiG semoga bisa menjadi inspirasi metalhead Indonesia!